Hiduplah sesuka hatimu. Tumpahkan dan hamburkan ksenangan demi kesenangan utk memuaskan nafsumu. Katakan semaumu tentang Islam, orang-orang shalih, ibadah, dan kebajikan. Bergembiralah dan tertawalah sepuas-puasmu kepada dunia. Kelak pada akhirnya engkau akan meregang di tengah sakaratul maut, dan entah kapan, itu pasti menimpamu lalu engkau mati. Saat itu Malaikat maut tepat berada di atas kepalamu: hatimu bergetar, nyawamu meregang, mulutmu terkunci, anggota badanmu lemas, matamu terbelalak, pintu taubat telah ditutup, orang di sekitarmu menangis sedang engkau sendiri mengerang melawan sakit, lalu nyawamu diangkat ke langit.
Pada waktu itu barulah engkau tahu pasti dan yakin bahwa selama ini engkau terpedaya. Tidak berguna lg air mata darah. Yang ada hanya siksa, derita dan merana sepanjang masa.
Sebelum semua itu terjadi, sebelum semuanya terlambat, selamatkan dirimu. Yakinilah bahwa dunia ini bukan akhir segalanya. Masih ada akhirat yg justru di sanalah kehidupan yg sesungguhnya. Tempat pembalasan amal perbuatan manusia di dunia dgn seadil-adilnya.

Disalin dari buku “Bagaimana Bila Ajal Tiba” terbitan Darul Haq, Jakarta.